Blogger news
Jumat, 30 Mei 2014
Cetak ID Card, Kartu Anggota Cepat
Senin, 26 Mei 2014
Pusat Pembuatan Stampel
Sabtu, 24 Mei 2014
Kop Surat, Brosur, Kartu Nama, ID Card Kwitansi, Nota, Bon, Faktur, Invoice, Surat Jalan, Memo, Tanda Terima Spanduk, Banner, X-Banner, Y-Banner, Roll Up Banner Stampel,
- Kop Surat, Brosur, Kartu Nama, ID Card
- Kwitansi, Nota, Bon, Faktur, Invoice, Surat Jalan, Memo, Tanda Terima
- Spanduk, Banner, X-Banner, Y-Banner, Roll Up Banner
- Stampel, dll
Jumat, 23 Mei 2014
pemesanan Spanduk, Banner, X-Banner, Roll Up Banner, Nota/ Bon, Kwitansi, Surat Jalan, Kop Surat, Tanda Terima, Bukti Kas, Invoice, Stampel
Percetakan Sinar Menerima pemesanan Spanduk, Banner, X-Banner, Roll Up Banner, Nota/ Bon, Kwitansi, Surat Jalan, Kop Surat, Tanda Terima, Bukti Kas, Invoice, Stampel, dll
Kamis, 22 Mei 2014
Pusat Kebutuhan Stampel Anda ( Rajanya Stampel )
Rabu, 21 Mei 2014
Jadikan Kami Bagian Dari Usaha Anda
Jumat, 16 Mei 2014
Cetak Nota/Bon, Faktur, Invoice, Surat Jalan, Tanda Terima, Bukti Kas, Kop. Surat, Kartu Nama, Brosur, Spanduk/Banner, X-Banner, Roll Up Banner, Stampel, Dll Disini Tempatnya
Selasa, 13 Mei 2014
STAMPEL CEPAT BISA DITUNGGU
Juga melayani pemesanan cetakan yg lain seperti ; Nota/Faktur, Kwitansi, Surat Jalan, Kop. Surat, Banner, X-Banner, Stiker, Brosur, Kartu Nama, Buku Yaasin, dll, Hubungi kami : 0857 1563 5051
E-mail : ragil02101984@yahoo.com, sinar.print.06@gmail.com
Jangan Bersedih, Jangan Berputus Asa Dari Rahmat-Nya…
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang di tangan-Nya segala perkara. Dia-lah yang membuat manusia tertawa dan menangis. Dan Dia-lah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia terbaik yang telah menghadapi berbagai macam ujian yang menyedihkan hati dengan penuh kesabaran dan keimanan kepada Rabb semesta alam, dan juga kepada keluarga beliau, shahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat.
Na’am –saudaraku seiman yang semoga dirahmati Allah-, memang sebuah hal yang sudah diketahui bahwa manusia akan terus merasakan dua hal dalam hidupnya, kesedihan maupun kegembiraan. Kedua kondisi ini senantiasa menyertai seorang manusia mulai dari kecil hingga ajal menjemputnya. Akan tetapi, seorang muslim adalah seorang yang memiliki prinsip dan keyakinan teguh bahwasanya segala perkara ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah prinsip seorang muslim yang harus tertanam dalam dada-dada mereka.
المسلم على يقين تام أنّ الأمور كلها بيد الله عزّ و جلّ
“Seorang muslim itu memiliki keyakinan teguh bahwa segala perkara ada di tangan Allah ‘Azza wa Jalla”
Jika seorang muslim sudah meresapi dan memahami prinsip di atas, maka
dia akan meyakini bahwa segala apa yang terjadi di dunia ini, segala
apa yang menimpa dirinya, adalah kehendak Allah ‘Azza wa Jalla.مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu” (QS. At Taghabun : 12)
Terkadang, memang sebuah ujian datang bertubi-tubi hingga membuat
seorang manusia hampir putus asa. “Bukankah saya telah beramal shalih??
Bukankah saya telah menghidupkan sunnah-sunnah Nabi?? Kapankah datang
pertolongan Allah? Kapankah ini semua berakhir? Kapankah…kapankah??”Thayyib, jika kita memang benar telah beramal shalih, apakah kita mengira kita akan masuk surga dengan mudahnya begitu saja tanpa ada ujian menghadang?
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,
padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah
Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya
pertolongan Allah?” (QS. Al Baqarah : 214)
Kemudian, Allah, Ar Rahman, menjawab dengan jawaban yang sangat indah yang melambungkan asa orang-orang beriman…أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al Baqarah : 214)
Ya… Pertolongan Allah amat dekat, namun terkadang kita tidak
menyadarinya. Sesungguhnya rahmat Allah itu amat luas. Dan kita pun
lalai darinya. Kita hanya berkata, “Kenapa harus saya??” . “Kenapa
musibah ini tidak pernah selesai??”. Dan berbagai kenapa-kenapa lainnya
terus bermunculan di pikiran yang akhirnya bisa menyebabkan prasangka
buruk kepada Allah Ta’ala. Na’udzu billahi min dzalik!Pertama wahai saudaraku, Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Adil, tidak pernah dan tidak mungkin menzhalimi hamba-Nya.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Rabb-mu tidaklah menzhalimi seorangpun” (QS. Al Kahfi : 49)
Kedua, segala apa yang menimpa kita, semuanya sudah tertulis dalam lauhul mahfuzh. مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah” (QS. Al Hadid : 22)
Jika demikian, seorang muslim akan sadar, mengetahui, dan pasrah terhadap ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dia akan sadar bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya memang telah
Allah takdirkan jauh sebelum dirinya muncul di dunia ini.لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput darimu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu” (QS. Al Hadid :
23)
Ya… jika dia ditimpa musibah, maka ia tahu bahwa hal itu sudah Allah
tetapkan untuknya. Sehingga dia tidak akan bisa berlari dari ketetapan
Allah. Akhirnya dia pun pasrah dan tidak terlalu bersedih terhadap apa
yang menimpanya karena ia yakin semuanya telah tertulis di lauhul mahfuzh untuk dirinya.Sebagai penutup –wahai saudaraku yang dimuliakan Allah-, seorang muslim senantiasa memiliki prinsip yang sudah disebutkan di awal, yakni meyakini bahwa segala perkara ada di tangan Allah.
Maka, jika seorang muslim meyakininya, dan beriman kepada takdir Allah, maka dia akan menghadapkan dirinya kepada Allah saja…Maka janganlah berputus asa dari rahmat Allah yang luas ini. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman,
Dia akan memohon kepada Allah saja…
Dia akan meminta pertolongan kepada Allah saja…
Dan hanya berharap kepada Allah saja…
Ketahuilah…. Rahmat Allah begitu luas….
Rahmat-Nya bahkan mendahului kemurkaan-Nya…
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah” (QS. Az Zumar : 53)
Terbayangkah dalam akal kita, pasangan suami istri yang belum
memiliki anak, telah berusia lanjut, tua, dan lemah, akhirnya bisa
memiliki anak??Terbayangkah…??
Namun, dengan keimanan yang kokoh kepada Allah, keyakinannya kepada-Nya, senantiasa berharap kepada-Nya, dan tidak pernah berputus asa dari rahmat-Nya yang begitu luas, pada akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahi pasangan yang sudah lanjut usia tersebut seorang anak yang ‘alim. Beliau adalah bapaknya para nabi, Ibrahim ‘alaihissalam bersama istri beliau. Di usia yang sudah lanjut, ketika malaikat membawa kabar gembira kepada beliau bahwa beliau akan segera memiliki anak…
قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ. قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ. قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ
“Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut,
sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran
seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim. Berkata
Ibrahim: “Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku
telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita
gembira yang kamu kabarkan ini? Mereka menjawab: “Kami menyampaikan
kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk
orang-orang yang berputus asa” (QS. Al Hijr : 53-55)
Maka, khalilurrahman, Ibrahim ‘alaihissalam menjawab perkataan malaikat tersebut,وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al Hjir : 56)
Maka saudaraku, janganlah bersedih terhadap apa yang menimpamu, dan
janganlah berputus asa dari rahmat Allah yang begitu luas. Dan teruslah
berharap kepada Allah Ta’ala. Ingatlah wahai saudaraku yang mulia, sesungguhnya rahmat Allah itu maha luas…. Ingatlah selalu ayat mulia ini…لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
“janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah” (QS. Az Zumar : 53)
أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al Baqarah : 214)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati diriku
dan dirimu wahai saudaraku dimanapun berada, dan menjadikan segala
musibah yang menimpa kita sebagai pelebur dosa kita. Dan semoga Allah
melindungi kita dari sifat orang sesat yang berputus asa dari rahmat
Rabb-nya yang maha luas. Innahu Tabaaraka wa Ta’ala samii’un mujiib. Allahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam
Senin, 12 Mei 2014
Atur Gaji Untuk 30 Hari
ernah bingung bagaimana menyiapkan rencana keuangan keluarga?
Pernah merasa gaji setiap bulan tidak pernah cukup?
Pernah kehabisan uang kas padahal gajian baru lewat 7 hari?
Wah, kondisi ini tidak boleh dibiarkan lho!
Untuk sebagian besar karyawan, gaji bulanan adalah sumber pemasukan utama yang menentukan kelangsungan hidup secara sehat.
Selain itu, gaji juga menjadi faktor penting dalam usaha mencapai tujuan finansial yang telah ditetapkan. Bagaimana agar gaji bisa HABIS tepat dalam waktu sebulan? Ini dia tipsnya!
1. Buat rencana pengeluaran untuk sebulan.
Saat menyusun rencana pengeluaran, kelompokkan arus kas yang frekuensinya harian, mingguan, dan bulanan. Contoh harian adalah belanja dapur, parkir, dan makan siang. Untuk mingguan contohnya biaya bensin, belanja buah dan daging, dan contoh bulanan uang sekolah, biaya listrik, biaya telepon, dan lainnya. Apabila di bulan ini ada pengeluaran yang sifatnya tidak rutin, maka jangan alokasi dari gaji. Pengeluaran tidak rutin seharusnya dialokasikan dari penghasilan lain seperti bonus dan THR.
2. Alokasi ideal untuk gaji bulanan.
Panduan umum yang dapat digunakan oleh rumah tangga adalah;
3. Pastikan cicilan bulanan tidak lebih.
Alokasi maksimal untuk cicilan seperti KPR, kredit kendaraan, kredit tanpa agunan, atau lainnya adalah 30% dari gaji bulanan. Apabila Anda menggunakan kartu kredit dan bayar lunas saat jatuh tempo, maka pembayaran tersebut akan masuk alokasi biaya hidup rutin. Nah, sayangnya, untuk Anda yang masih punya cicilan, Anda harus korbankan pos alokasi untuk gaya hidup dan tabungan jangka pendek.
4. Batasi penarikan uang tunai
Sumber kebocoran utama adalah penarikan uang tunai di ATM tanpa kendali. Oleh sebab itu, untuk kebutuhan harian, usahakan hanya menarik dan di ATM seminggu sekali. Untuk kebutuhan mingguan dapat menggunakan kartu debit, dan untuk bulanan bisa dibayar dengan sistem transfer.
5. Alokasi pos pengeluaran
Syarat utama agar pengaturan gaji bulanan bisa berjalan sukses adalah penggunaan beberapa rekening tabungan. Akuilah, Anda butuh bantuan dalam mengatur keuangan bulanan! Setidaknya, miliki rekening yang khusus untuk Saving, Living, dan Playing. Dan, untuk mengisi rekening Saving harus dibuat instruksi debit otomatis dari rekening gaji setiap bulannya.
Pernah merasa gaji setiap bulan tidak pernah cukup?
Pernah kehabisan uang kas padahal gajian baru lewat 7 hari?
Wah, kondisi ini tidak boleh dibiarkan lho!
Untuk sebagian besar karyawan, gaji bulanan adalah sumber pemasukan utama yang menentukan kelangsungan hidup secara sehat.
Selain itu, gaji juga menjadi faktor penting dalam usaha mencapai tujuan finansial yang telah ditetapkan. Bagaimana agar gaji bisa HABIS tepat dalam waktu sebulan? Ini dia tipsnya!
1. Buat rencana pengeluaran untuk sebulan.
Saat menyusun rencana pengeluaran, kelompokkan arus kas yang frekuensinya harian, mingguan, dan bulanan. Contoh harian adalah belanja dapur, parkir, dan makan siang. Untuk mingguan contohnya biaya bensin, belanja buah dan daging, dan contoh bulanan uang sekolah, biaya listrik, biaya telepon, dan lainnya. Apabila di bulan ini ada pengeluaran yang sifatnya tidak rutin, maka jangan alokasi dari gaji. Pengeluaran tidak rutin seharusnya dialokasikan dari penghasilan lain seperti bonus dan THR.
2. Alokasi ideal untuk gaji bulanan.
Panduan umum yang dapat digunakan oleh rumah tangga adalah;
- Zakat, infak, sedekah = 5%
- Dana darurat dan premi asuransi = 10%
- Biaya hidup rutin = 50%
- Tabungan untuk kebutuhan dalam setahun = 10%
- Investasi untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang = 15%
- Biaya senang-senang dan gaya hidup = 10%
3. Pastikan cicilan bulanan tidak lebih.
Alokasi maksimal untuk cicilan seperti KPR, kredit kendaraan, kredit tanpa agunan, atau lainnya adalah 30% dari gaji bulanan. Apabila Anda menggunakan kartu kredit dan bayar lunas saat jatuh tempo, maka pembayaran tersebut akan masuk alokasi biaya hidup rutin. Nah, sayangnya, untuk Anda yang masih punya cicilan, Anda harus korbankan pos alokasi untuk gaya hidup dan tabungan jangka pendek.
4. Batasi penarikan uang tunai
Sumber kebocoran utama adalah penarikan uang tunai di ATM tanpa kendali. Oleh sebab itu, untuk kebutuhan harian, usahakan hanya menarik dan di ATM seminggu sekali. Untuk kebutuhan mingguan dapat menggunakan kartu debit, dan untuk bulanan bisa dibayar dengan sistem transfer.
5. Alokasi pos pengeluaran
Syarat utama agar pengaturan gaji bulanan bisa berjalan sukses adalah penggunaan beberapa rekening tabungan. Akuilah, Anda butuh bantuan dalam mengatur keuangan bulanan! Setidaknya, miliki rekening yang khusus untuk Saving, Living, dan Playing. Dan, untuk mengisi rekening Saving harus dibuat instruksi debit otomatis dari rekening gaji setiap bulannya.
Sabtu, 10 Mei 2014
6 Musuh Terbesar Bagi Jiwa Pengusaha
Menjadi pengusaha atau entrepreneur tengah menjadi tren di Indonesia. Banyaknya peluang bisnis dan program-program pemerintah terus merangsang tumbuhnya jiwa pengusaha di masyarakat. Namun, bagi Anda yang hendak memulai suatu usaha, perlu diingat bahwa berbisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar usaha yang dirintis tidak berakhir sia-sia.
Apa saja hal tersebut? Berikut ini 6 musuh terbesar bagi jiwa pengusaha.
1. Terlalu percaya diri
Percaya diri adalah salah satu hal krusial. Tanpanya, mustahil bagi seorang pebisnis untuk mau memulai usaha. Namun, kepercayaan diri dan optimisme berlebihan juga bisa jadi bumerang. Mereka yang terlalu percaya diri cenderung merasa mampu mengatasi segalanya sehingga menimbulkan ego dan menganggap remeh berbagai persoalan, termasuk mitra bisnis.
Jika Anda tak ingin usaha hancur karena ditinggal rekan bisnis, usahakan untuk senantiasa memelihara kepercayaan diri tanpa menimbulkan ego.
2. Mudah dipengaruhi
Pengusaha yang mudah terpengaruh berarti mudah kehilangan fokus dan konsistensi. Mendengar masukan, referensi, dan ide adalah hal yang positif untuk perkembangan bisnis. Namun, jangan menjauh dari core atau inti dari bisnis yang digeluti.
3. Terlalu menjaga gengsi
Bagi pemula, hal yang perlu dibangun adalah kesan profesional, dan profesional bukan berarti mewah. Begitu juga sebaliknya, mewah tidak berarti profesional.
Hal yang paling ditakuti dari sifat "gengsian" ini adalah munculnya perilaku konsumtif. Jangan sampai demi menjaga gengsi, keuangan Anda menjadi besar pasak daripada tiang.
4. Hanya memikirkan kepentingan sendiri
Pada dasarnya, semua pengusaha ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga terkadang mengabaikan kepentingan orang lain, seperti karyawan dan mitra bisnis. Bahkan, tak sedikit pengusaha yang demi kepentingan sendiri, rela mengabaikan kepentingan pelanggan. Hindari hal tersebut.
Baiknya, Anda bisa tetap meraih keuntungan sambil tetap menghargai kepentingan orang lain. Buatlah kerjasama yang baik dan menguntungkan. Bukankah uang datang setelah kita memberi manfaat bagi orang lain? Semakin banyak manfaat, maka semakin besar pemasukan yang kita terima.
5. Berhenti belajar
Meski bisnis sudah berjalan, jangan lupa untuk terus belajar. Tanpa terus belajar, Anda takkan mampu mengembangkan dan takkan tahu sejauh mana bisnis Anda bisa maju.
6. Lupa bersyukur
Seringkali, label atau status sebagai pengusaha, entrepreneur, businessman, apapun itu, bisa membuat seseorang merasa lebih dari orang lain. Terlebih, ketika sudah bisa menggaji karyawan. Karena status "bos" dan besarnya beban pekerjaan, bukan tak mungkin seseorang menjadi lupa untuk bersyukur.
Karena sibuk mengejar mimpi dan obsesi, seseorang sering lupa bersyukur. Meraih mimpi memang bukanlah hal yang mudah. Namun, lebih sulit lagi untuk berusaha meraih mimpi, sambil tetap mensyukuri apa yang telah dimiliki. Jika berhasil dilakukan, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat bisa didapatkan.
Sekian 6 Musuh terbesar bagi jiwa pengusaha. Punya tambahan atau sanggahan? Silahkan tulis di kolom komentar. Salam sukses!
Jumat, 09 Mei 2014
Pusat Pembuatan Stampel
Kamis, 08 Mei 2014
Cetak ID Card, Kartu Anggota, dll
Pusat Kebutuhan Cetak Anda
Hub : Telp. (021) 9471 9658 Hp. 0857 1563 5051 Matur Suwun.
Rabu, 07 Mei 2014
Cetak Nota/Bon, Faktur, Invoice, Surat Jalan, Kop. Surat, Kartu Nama, Dll
Selasa, 06 Mei 2014
Pusat Stampel Di Bekasi
Senin, 05 Mei 2014
1001 CARA UNTUK SELALU DAPAT BERSYUKUR KEPADA ALLAH
Sudah menjadi sifat manusia untuk
selalu mengeluh dan
kurang bersyukur. Apapun yang menimpa dirinya selalu
mengeluh, merasa masih kurang dan kurang bersyukur.
Misalnya pada waktu musim hujan . Hujan yang turun
terus menerus, manusia mengeluh, ”Kok hujan
terus-terusan , menyebabkab banjir dimana-mana”. Pada
waktu musim kemarau pun mengeluh, ”Kok panas sekali,
mata air mengering, susah dapat air, kapan hujan
turun”. Ketika matahari bersinar kemudian turun hujan
pada saat bersamaan manusia pun masih berkomentar ”Wah
ini udan kethek ( bhs jawa : hujan kera), hujan turun
kok ketika panas”. Itulah sekelumit gambaran betapa
sifat manusia yang suka mengeluh dan kurang bersyukur.
kurang bersyukur. Apapun yang menimpa dirinya selalu
mengeluh, merasa masih kurang dan kurang bersyukur.
Misalnya pada waktu musim hujan . Hujan yang turun
terus menerus, manusia mengeluh, ”Kok hujan
terus-terusan , menyebabkab banjir dimana-mana”. Pada
waktu musim kemarau pun mengeluh, ”Kok panas sekali,
mata air mengering, susah dapat air, kapan hujan
turun”. Ketika matahari bersinar kemudian turun hujan
pada saat bersamaan manusia pun masih berkomentar ”Wah
ini udan kethek ( bhs jawa : hujan kera), hujan turun
kok ketika panas”. Itulah sekelumit gambaran betapa
sifat manusia yang suka mengeluh dan kurang bersyukur.
Mengingat hal tersebut pentinglah
kiranya kita selalu
mengingatkan diri kita untuk selalu dapat bersyukur
kepada Allah SWT.
mengingatkan diri kita untuk selalu dapat bersyukur
kepada Allah SWT.
Dalam Q.S 14 (ibrahim) : 7 “Dan
(ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Berdasarkan firman Allah di atas
jelaslah bahwa Allah
akan memberikan 2 hal : reward dan Punisment
sehubungan dengan syukur ini. Reward berupa tambahan
nikmat dan punisment berupa adzab yang sangat pedih
(semoga kita terhindar dari hal ini).
akan memberikan 2 hal : reward dan Punisment
sehubungan dengan syukur ini. Reward berupa tambahan
nikmat dan punisment berupa adzab yang sangat pedih
(semoga kita terhindar dari hal ini).
Mengingat dari dua hal di atas, kita
sebagai hamba
Allah sudah selayaknyalah untuk pandai-pandai
mensyukuri nikmat Allah. Ada beberapa hal yang sering
menjadi pertanyaan dalam benak kita seputar masalah
syukur ini, diantaranya adalah : bagaimana supaya kita
selalu dapat bersyukur ? bagaimana cara mengungkapkan
syukur itu? Mari kita coba mengurai hal tersebut.
Allah sudah selayaknyalah untuk pandai-pandai
mensyukuri nikmat Allah. Ada beberapa hal yang sering
menjadi pertanyaan dalam benak kita seputar masalah
syukur ini, diantaranya adalah : bagaimana supaya kita
selalu dapat bersyukur ? bagaimana cara mengungkapkan
syukur itu? Mari kita coba mengurai hal tersebut.
Supaya kita selalu ingat untuk
bersyukur, ada beberapa
cara sbb:
cara sbb:
1.Berpikir positip
selalu berusaha melihat sisi positif
dari setiap
kejadian dan kemudian mensyukurinya. Yakinlah bahwa
selalu ada rahmat Allah dari setiap kejadian. Inilah
yang membedakan antara orang yang beriman dan yang
tidak. Seburuk-buruknya peristiwa yang menimpa kita,
maka kita harus bertawakkal dan yakin pasti ada
manfaat di balik itu. Allah tidak akan membebankan
sesuatu kepada umatNya diluar kemempuan manusia.
kejadian dan kemudian mensyukurinya. Yakinlah bahwa
selalu ada rahmat Allah dari setiap kejadian. Inilah
yang membedakan antara orang yang beriman dan yang
tidak. Seburuk-buruknya peristiwa yang menimpa kita,
maka kita harus bertawakkal dan yakin pasti ada
manfaat di balik itu. Allah tidak akan membebankan
sesuatu kepada umatNya diluar kemempuan manusia.
2. Paradigma Masih Untung
Falasafah ini sering kita dengar
dalam kebiasaan
masyarakat jawa. Tetapi saya yakin masyarakat suku
lain juga mengenal falsafah ini walaupun dengan
istilah yang berbeda. Paradigma masih untung ini
bukanlah sekedar untuk menghibur diri sendiri akan
tetapi sikap ini didasari bahwa Allah SWT senantiasa
melindungi dan memberi rahmat kepada kita, betapapun
kecilnya. Ini akan mengubah penolakan menjadi
penerimaan, kekeruhan menjadi kejernihan. Kadang kalo
kita baru tertimpa sebuah musibah , kita merasa dunia
tidak adil kepada kita, tapi kalau kita cepat-cepat
mengambil falsafah ini perasaan ketidak adilan, sedih,
galau dll perlahan akan hilang dan berganti kepada
rasa syukur kita kepada Allah SWT.
masyarakat jawa. Tetapi saya yakin masyarakat suku
lain juga mengenal falsafah ini walaupun dengan
istilah yang berbeda. Paradigma masih untung ini
bukanlah sekedar untuk menghibur diri sendiri akan
tetapi sikap ini didasari bahwa Allah SWT senantiasa
melindungi dan memberi rahmat kepada kita, betapapun
kecilnya. Ini akan mengubah penolakan menjadi
penerimaan, kekeruhan menjadi kejernihan. Kadang kalo
kita baru tertimpa sebuah musibah , kita merasa dunia
tidak adil kepada kita, tapi kalau kita cepat-cepat
mengambil falsafah ini perasaan ketidak adilan, sedih,
galau dll perlahan akan hilang dan berganti kepada
rasa syukur kita kepada Allah SWT.
3. Janganlah ”Take for granted”.
Menerima sesuatu
seolah seperti yang biasa, tanpa rasa syukur.
seolah seperti yang biasa, tanpa rasa syukur.
Kita sering kali tak dapat menemukan
hal-hal yang
patut disyukuri karena kita sering merasa bahwa
sesuatu itu sudah semestinya terjadi. Padahal segala
sesuatu itu tidak terjadi begitu saja tanpa rahmat
Allah SWT. Mungkin kita tidak merasa mendapat hal yang
istimewa, punya rumah mewah, yang ada kolam renangnya,
villa yang indah di tempat yang sejuk, mobil mewah,
tabungan yang banyak tersimpan dimana-mana, investasi
properti yang bertebaran di seantero pelosok negri,
menjadi pejabat penting yang disegani dan lain
sebagainya yang serba hebat. Tapi bukanlah kita masih
sehat ? seluruh anggota keluarga kita sehat, anak ,
istri , orang tua dll sehat tak kurang suatu apa?
Bukanlah jantung kita masih berdetak? Nafas kita pun
tak pernah berhenti ? bukankah seluruh organ kita
masih berfungsi dengan noramal ? mata kita masih bisa
melihat ? telinga kita masih bisa mendengar ? ginjal
kita masih berfungsi dengan baik? Bukan kah kita masih
bisa menikmati makanan yang lezat?
patut disyukuri karena kita sering merasa bahwa
sesuatu itu sudah semestinya terjadi. Padahal segala
sesuatu itu tidak terjadi begitu saja tanpa rahmat
Allah SWT. Mungkin kita tidak merasa mendapat hal yang
istimewa, punya rumah mewah, yang ada kolam renangnya,
villa yang indah di tempat yang sejuk, mobil mewah,
tabungan yang banyak tersimpan dimana-mana, investasi
properti yang bertebaran di seantero pelosok negri,
menjadi pejabat penting yang disegani dan lain
sebagainya yang serba hebat. Tapi bukanlah kita masih
sehat ? seluruh anggota keluarga kita sehat, anak ,
istri , orang tua dll sehat tak kurang suatu apa?
Bukanlah jantung kita masih berdetak? Nafas kita pun
tak pernah berhenti ? bukankah seluruh organ kita
masih berfungsi dengan noramal ? mata kita masih bisa
melihat ? telinga kita masih bisa mendengar ? ginjal
kita masih berfungsi dengan baik? Bukan kah kita masih
bisa menikmati makanan yang lezat?
Apakah semua itu terjadi dengan
sendirinya ? tanpa ada
campur tangan dari Allah SWT? siapa yang mengontrol
detak jantung kita selagi kita tidur? Siapa yang
mengontrol kerja ginjal , paru-paru, hati dan organ
–organ lain dari mulai kita tidur , terjaga sampai
tidur lagi? Coba kita bayangkan bila salah satu organ
tubuh kita tidak bekerja dengan semestinya: misalnya
ginjal kita mengalami gagal ginjal terminal. Orang
yang sudah mengalami gagal ginjal terminal hanya
mempunyai tiga pilihan ; meninggal dengan pelan-pelan
(walaupun ini semua juga dengan kehendak Allah SWT),
melakukan cuci darah, atau melakukan transplantasi
(cangkok ginjal).yang pertama tidak akan kita bahas.
Kalau cuci darah, sekarang ini biaya untuk sekali cuci
darah adalah Rp. 600.000 padahal cuci darah dilakukan
seminggu 2-3 kali. Bisa dibayangkan betapa besarnya
biaya yang harus dikeluarkan dalam sebulan ? setahun?
Padahal cuci darah harus dilakukan seumur hidup. Kalau
tidak mau melakukan cuci darah terus menerus penderita
gagal ginjal harus melakukan cangkok ginjal. Biaya
operasi cangkok ginjal sekitar 300-500 juta dan pasca
operasi harus melakukan kontrol rutin yang membutuhkan
biaya sekitar 12 juta per bulan selama setahun.
campur tangan dari Allah SWT? siapa yang mengontrol
detak jantung kita selagi kita tidur? Siapa yang
mengontrol kerja ginjal , paru-paru, hati dan organ
–organ lain dari mulai kita tidur , terjaga sampai
tidur lagi? Coba kita bayangkan bila salah satu organ
tubuh kita tidak bekerja dengan semestinya: misalnya
ginjal kita mengalami gagal ginjal terminal. Orang
yang sudah mengalami gagal ginjal terminal hanya
mempunyai tiga pilihan ; meninggal dengan pelan-pelan
(walaupun ini semua juga dengan kehendak Allah SWT),
melakukan cuci darah, atau melakukan transplantasi
(cangkok ginjal).yang pertama tidak akan kita bahas.
Kalau cuci darah, sekarang ini biaya untuk sekali cuci
darah adalah Rp. 600.000 padahal cuci darah dilakukan
seminggu 2-3 kali. Bisa dibayangkan betapa besarnya
biaya yang harus dikeluarkan dalam sebulan ? setahun?
Padahal cuci darah harus dilakukan seumur hidup. Kalau
tidak mau melakukan cuci darah terus menerus penderita
gagal ginjal harus melakukan cangkok ginjal. Biaya
operasi cangkok ginjal sekitar 300-500 juta dan pasca
operasi harus melakukan kontrol rutin yang membutuhkan
biaya sekitar 12 juta per bulan selama setahun.
Dengan melihat hal diatas betapa
bersyukurnya kita
mempunyai tubuh yang sehat dengan organ-organ tubuh
yang bekerja semestinya. Syukur kita kepada Allah
tentu saja tidak hanya dengan lisan mengucap Hamdallah
tetapi juga harus disertai perbuatan dengan cara
menjaga kesehatan kita.
mempunyai tubuh yang sehat dengan organ-organ tubuh
yang bekerja semestinya. Syukur kita kepada Allah
tentu saja tidak hanya dengan lisan mengucap Hamdallah
tetapi juga harus disertai perbuatan dengan cara
menjaga kesehatan kita.
Demikianlah tiga hal untuk selalu
dapat bersyukur
kepada Allah SWT. Tentunya masih banyak cara untuk
selalu dapat ingat akan bersyukur.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang orang yang pandai dalam mensyukuri nikmat yang Allah berikan…amien.
kepada Allah SWT. Tentunya masih banyak cara untuk
selalu dapat ingat akan bersyukur.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang orang yang pandai dalam mensyukuri nikmat yang Allah berikan…amien.
Sabtu, 03 Mei 2014
Mengenal Arti Sebuah KETULUSAN
Didalam kehidupan kita yang sudah puluhan tahun boleh dikatakan telah
banyak kebenaran yang diketahui. Baik dari membaca, mendengar, maupun
dari pengalaman hidup. Apalagi bagi kita sebagai umat beragama yang
memiliki kitab suci. Saya yakin Kebenaran yang ada di kitab suci telah
banyak yang diketahui dan dimengerti serta dipahami.
Sayangnya semua Hakekat Kebenaran itu masih belum banyak berarti untuk mengubah perilaku dan akhlak hidup kita menjadi lebih baik. Tentu ini menjadi pertanyaan besar.
Ibarat obat, isi kitab suci adalah obat terbaik. Mengapa belum bisa menyembuhkan penyakit keserakahan, kesombongan, kebencian, kemaksiatan, dan kebodohan batin pada manusia? Jawaban klasiknya adalah bukan Kebenaran kitab sucinya yang tidak benar tapi manusianya yang memang tidak baik.
Itulah kebenarannya!
Lalu mengapa manusianya yang tidak baik, padahal dasarnya adalah baik? Begitu juga kitab suci yang berisi Kebenarannya adalah untuk menjadikan manusia kembali menjadi baik.
Tetapi mengapa banyak manusia yang notabene taat beragama tetapi perilakunya belum bisa baik juga? Istilahnya pagi khusuk berdoa menyembah Tuhan, siang asik bergumul dengan dosa tanpa ingat lagi Tuhan.
Satu hal adalah seberapa baikpun Kebenaran yang ada, mau dibaca siang malam, mau didengar terus-terusan sampai telinga pekak, tetapi bila ketulusan hati kita belum terbuka lebih akan menjadi sia-sia.
Kebenaran itu tak akan banyak berfaedah, hanya numpang lewat di hati kita. Tidak singgah dan melekat.
Saya berkeyakinan semua Kebenaran yang ada adalah bertujuan untuk membuka kesadaran akan sebuah ketulusan yang telah ada didasari hati kita untuk menjadi sesadar-sadarnya sehingga tersadarkan. Karena sesungguhnya Kebenaran Sejati itu telah tersimpan rapi didasari hati untuk dibangkitkan.
Bila ketulusan hati telah dibuka dan dibangkitkan, maka ia akan melebihi segala Kebenaran yang ada.
Kebenaran adalah Kebenaran. Ia takkan berarti apa-apa bila bertemu dengan tiada ketulusan hati. Ketulusan hati adalah benih-benih Kebenaran yang akan terus bersemi sepanjang hidup manusia.
Jadi, betapa agungnya sebuah ketulusan hati yang bisa dibangkitkan, karena itu adalah sebagai pintu untuk membuka Kebenaran yang ada pada diri manusia.
Sementara itu, saya masih dalam keterlenaan mencarinya kemana-mana.
Suatu hari seorang anak menghampiri meja kerja ayahnya. Lantas ia memungut sebatang pensil yang patah. Anak itu berkata, ”Boleh saya ambil, ayah?”
Ayahnya yang sedang sibuk memandangnya sekilas lalu mengangguk. Sambil tersenyum, ayahnya berkata, ”Ambil saja.”
Setelah itu, ayahnya lupa selamanya. Padahal bagi anaknya, pensil itu sangat berharga untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ia bersyukur hari itu ia mendapatkan pensil untuk melukis. Setelah meruncingkan pensil itu, ia gunakan dengan baik.
Baginya, itulah alat yang sangat bermakna. Ia dapat mengungkapkan dirinya melalui pensil tersebut. Ia dapat melukis sebuah obyek dengan sangat indah. Itulah cara ia mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain. Melalui pensil itu ia dapat membagikan pengalaman hidupnya kepada orang lain.
Dengan hati yang tulus anak itu telah mendapatkan pensil itu. Dengan hati yang tulus pula ia membagikan pengalaman hidupnya kepada sesama melalui lukisan-lukisannya. Begitu banyak orang mengagumi lukisan-lukisannya. Begitu banyak orang menyukai karya-karyanya.
Ketulusan hati di jaman sekarang sudah menjauh dari hidup manusia. Mengapa bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi, karena manusia lebih mementingkan egoismenya. Apa yang dilakukan itu demi kepentingan dirinya sendiri saja. Kepentingan sesama dikesampingkan.
Orang yang memiliki ketulusan hati yang besar biasanya mengerjakan sesuatu tanpa tedeng aling-aling. Orang seperti ini berani menularkan apa yang dimilikinya kepada sesamanya. Ilmu yang dimiliki itu bukan dipakai hanya untuk diri sendiri. Ilmu yang dimiliki itu digunakan untuk kesejahteraan sesama.
Orang yang tulus hati biasanya berani mengorbankan hidupnya bagi sesamanya. Ia tidak peduli seberapa besar korban yang akan ia berikan. Baginya, korban itu menjadi suatu keharusan. Mengapa? Karena itulah hakekat manusia. Manusia mesti berani memberikan hidupnya bagi sesamanya.
Apakah orang beriman berani untuk memiliki ketulusan hati dalam hidup ini? Bukankah banyak orang beriman yang takut untuk berkorban bagi sesamanya? Bukankah banyak orang beriman yang berpikir terlalu panjang dan berliku-liku, ketika mesti membantu sesamanya?
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa memiliki hati yang tulus terhadap sesama kita. Kita ingin melakukan sesuatu untuk sesama dengan sepenuh hati kita. Dengan demikian, kita dapat menyumbangkan hidup dan karya kita bagi sesama. Kita dapat membangun suatu relasi yang baik yang dapat menyejahterakan sesama.
Sayangnya semua Hakekat Kebenaran itu masih belum banyak berarti untuk mengubah perilaku dan akhlak hidup kita menjadi lebih baik. Tentu ini menjadi pertanyaan besar.
Ibarat obat, isi kitab suci adalah obat terbaik. Mengapa belum bisa menyembuhkan penyakit keserakahan, kesombongan, kebencian, kemaksiatan, dan kebodohan batin pada manusia? Jawaban klasiknya adalah bukan Kebenaran kitab sucinya yang tidak benar tapi manusianya yang memang tidak baik.
Itulah kebenarannya!
Lalu mengapa manusianya yang tidak baik, padahal dasarnya adalah baik? Begitu juga kitab suci yang berisi Kebenarannya adalah untuk menjadikan manusia kembali menjadi baik.
Tetapi mengapa banyak manusia yang notabene taat beragama tetapi perilakunya belum bisa baik juga? Istilahnya pagi khusuk berdoa menyembah Tuhan, siang asik bergumul dengan dosa tanpa ingat lagi Tuhan.
Satu hal adalah seberapa baikpun Kebenaran yang ada, mau dibaca siang malam, mau didengar terus-terusan sampai telinga pekak, tetapi bila ketulusan hati kita belum terbuka lebih akan menjadi sia-sia.
Kebenaran itu tak akan banyak berfaedah, hanya numpang lewat di hati kita. Tidak singgah dan melekat.
Saya berkeyakinan semua Kebenaran yang ada adalah bertujuan untuk membuka kesadaran akan sebuah ketulusan yang telah ada didasari hati kita untuk menjadi sesadar-sadarnya sehingga tersadarkan. Karena sesungguhnya Kebenaran Sejati itu telah tersimpan rapi didasari hati untuk dibangkitkan.
Bila ketulusan hati telah dibuka dan dibangkitkan, maka ia akan melebihi segala Kebenaran yang ada.
Kebenaran adalah Kebenaran. Ia takkan berarti apa-apa bila bertemu dengan tiada ketulusan hati. Ketulusan hati adalah benih-benih Kebenaran yang akan terus bersemi sepanjang hidup manusia.
Jadi, betapa agungnya sebuah ketulusan hati yang bisa dibangkitkan, karena itu adalah sebagai pintu untuk membuka Kebenaran yang ada pada diri manusia.
Sementara itu, saya masih dalam keterlenaan mencarinya kemana-mana.
Suatu hari seorang anak menghampiri meja kerja ayahnya. Lantas ia memungut sebatang pensil yang patah. Anak itu berkata, ”Boleh saya ambil, ayah?”
Ayahnya yang sedang sibuk memandangnya sekilas lalu mengangguk. Sambil tersenyum, ayahnya berkata, ”Ambil saja.”
Setelah itu, ayahnya lupa selamanya. Padahal bagi anaknya, pensil itu sangat berharga untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ia bersyukur hari itu ia mendapatkan pensil untuk melukis. Setelah meruncingkan pensil itu, ia gunakan dengan baik.
Baginya, itulah alat yang sangat bermakna. Ia dapat mengungkapkan dirinya melalui pensil tersebut. Ia dapat melukis sebuah obyek dengan sangat indah. Itulah cara ia mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain. Melalui pensil itu ia dapat membagikan pengalaman hidupnya kepada orang lain.
Dengan hati yang tulus anak itu telah mendapatkan pensil itu. Dengan hati yang tulus pula ia membagikan pengalaman hidupnya kepada sesama melalui lukisan-lukisannya. Begitu banyak orang mengagumi lukisan-lukisannya. Begitu banyak orang menyukai karya-karyanya.
Ketulusan hati di jaman sekarang sudah menjauh dari hidup manusia. Mengapa bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi, karena manusia lebih mementingkan egoismenya. Apa yang dilakukan itu demi kepentingan dirinya sendiri saja. Kepentingan sesama dikesampingkan.
Orang yang memiliki ketulusan hati yang besar biasanya mengerjakan sesuatu tanpa tedeng aling-aling. Orang seperti ini berani menularkan apa yang dimilikinya kepada sesamanya. Ilmu yang dimiliki itu bukan dipakai hanya untuk diri sendiri. Ilmu yang dimiliki itu digunakan untuk kesejahteraan sesama.
Orang yang tulus hati biasanya berani mengorbankan hidupnya bagi sesamanya. Ia tidak peduli seberapa besar korban yang akan ia berikan. Baginya, korban itu menjadi suatu keharusan. Mengapa? Karena itulah hakekat manusia. Manusia mesti berani memberikan hidupnya bagi sesamanya.
Apakah orang beriman berani untuk memiliki ketulusan hati dalam hidup ini? Bukankah banyak orang beriman yang takut untuk berkorban bagi sesamanya? Bukankah banyak orang beriman yang berpikir terlalu panjang dan berliku-liku, ketika mesti membantu sesamanya?
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa memiliki hati yang tulus terhadap sesama kita. Kita ingin melakukan sesuatu untuk sesama dengan sepenuh hati kita. Dengan demikian, kita dapat menyumbangkan hidup dan karya kita bagi sesama. Kita dapat membangun suatu relasi yang baik yang dapat menyejahterakan sesama.
SENYUM ITU INDAH
Senyum dapat membuat wajah kita terlihat indah
Senyum dapat membuat wajah kita terlihat cantik
Senyum pun dapat membuat wajah kita tetap awet muda
Tersenyumlah dengan ikhlas, karena dapat membuat hati ini lebih tenang
Tersenyumlah dikala hatimu gundah, karena ini akan tetap menguatkanmu
Tersenyumlah untuk dunia yang indah ini
Dengan tersenyum, dapat memancarkan kebahagiaan dalam hidup kita
Orang yang melihat akan senang melihat senyuman kita yang memancarkan kebahagiaan
Tersenyumlah untuk keluargamu, saudaramu, sahabatmu, teman – temanmu dan kekasihmu
Langganan:
Postingan (Atom)
Jumat, 30 Mei 2014
Cetak ID Card, Kartu Anggota Cepat
Senin, 26 Mei 2014
Pusat Pembuatan Stampel
Sabtu, 24 Mei 2014
Kop Surat, Brosur, Kartu Nama, ID Card Kwitansi, Nota, Bon, Faktur, Invoice, Surat Jalan, Memo, Tanda Terima Spanduk, Banner, X-Banner, Y-Banner, Roll Up Banner Stampel,
- Kop Surat, Brosur, Kartu Nama, ID Card
- Kwitansi, Nota, Bon, Faktur, Invoice, Surat Jalan, Memo, Tanda Terima
- Spanduk, Banner, X-Banner, Y-Banner, Roll Up Banner
- Stampel, dll
Jumat, 23 Mei 2014
pemesanan Spanduk, Banner, X-Banner, Roll Up Banner, Nota/ Bon, Kwitansi, Surat Jalan, Kop Surat, Tanda Terima, Bukti Kas, Invoice, Stampel
Percetakan Sinar Menerima pemesanan Spanduk, Banner, X-Banner, Roll Up Banner, Nota/ Bon, Kwitansi, Surat Jalan, Kop Surat, Tanda Terima, Bukti Kas, Invoice, Stampel, dll
Kamis, 22 Mei 2014
Pusat Kebutuhan Stampel Anda ( Rajanya Stampel )
Rabu, 21 Mei 2014
Jadikan Kami Bagian Dari Usaha Anda
Jumat, 16 Mei 2014
Cetak Nota/Bon, Faktur, Invoice, Surat Jalan, Tanda Terima, Bukti Kas, Kop. Surat, Kartu Nama, Brosur, Spanduk/Banner, X-Banner, Roll Up Banner, Stampel, Dll Disini Tempatnya
Selasa, 13 Mei 2014
STAMPEL CEPAT BISA DITUNGGU
Juga melayani pemesanan cetakan yg lain seperti ; Nota/Faktur, Kwitansi, Surat Jalan, Kop. Surat, Banner, X-Banner, Stiker, Brosur, Kartu Nama, Buku Yaasin, dll, Hubungi kami : 0857 1563 5051
E-mail : ragil02101984@yahoo.com, sinar.print.06@gmail.com
Jangan Bersedih, Jangan Berputus Asa Dari Rahmat-Nya…
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang di tangan-Nya segala perkara. Dia-lah yang membuat manusia tertawa dan menangis. Dan Dia-lah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia terbaik yang telah menghadapi berbagai macam ujian yang menyedihkan hati dengan penuh kesabaran dan keimanan kepada Rabb semesta alam, dan juga kepada keluarga beliau, shahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat.
Na’am –saudaraku seiman yang semoga dirahmati Allah-, memang sebuah hal yang sudah diketahui bahwa manusia akan terus merasakan dua hal dalam hidupnya, kesedihan maupun kegembiraan. Kedua kondisi ini senantiasa menyertai seorang manusia mulai dari kecil hingga ajal menjemputnya. Akan tetapi, seorang muslim adalah seorang yang memiliki prinsip dan keyakinan teguh bahwasanya segala perkara ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah prinsip seorang muslim yang harus tertanam dalam dada-dada mereka.
المسلم على يقين تام أنّ الأمور كلها بيد الله عزّ و جلّ
“Seorang muslim itu memiliki keyakinan teguh bahwa segala perkara ada di tangan Allah ‘Azza wa Jalla”
Jika seorang muslim sudah meresapi dan memahami prinsip di atas, maka
dia akan meyakini bahwa segala apa yang terjadi di dunia ini, segala
apa yang menimpa dirinya, adalah kehendak Allah ‘Azza wa Jalla.مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu” (QS. At Taghabun : 12)
Terkadang, memang sebuah ujian datang bertubi-tubi hingga membuat
seorang manusia hampir putus asa. “Bukankah saya telah beramal shalih??
Bukankah saya telah menghidupkan sunnah-sunnah Nabi?? Kapankah datang
pertolongan Allah? Kapankah ini semua berakhir? Kapankah…kapankah??”Thayyib, jika kita memang benar telah beramal shalih, apakah kita mengira kita akan masuk surga dengan mudahnya begitu saja tanpa ada ujian menghadang?
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,
padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah
Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya
pertolongan Allah?” (QS. Al Baqarah : 214)
Kemudian, Allah, Ar Rahman, menjawab dengan jawaban yang sangat indah yang melambungkan asa orang-orang beriman…أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al Baqarah : 214)
Ya… Pertolongan Allah amat dekat, namun terkadang kita tidak
menyadarinya. Sesungguhnya rahmat Allah itu amat luas. Dan kita pun
lalai darinya. Kita hanya berkata, “Kenapa harus saya??” . “Kenapa
musibah ini tidak pernah selesai??”. Dan berbagai kenapa-kenapa lainnya
terus bermunculan di pikiran yang akhirnya bisa menyebabkan prasangka
buruk kepada Allah Ta’ala. Na’udzu billahi min dzalik!Pertama wahai saudaraku, Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Adil, tidak pernah dan tidak mungkin menzhalimi hamba-Nya.
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Rabb-mu tidaklah menzhalimi seorangpun” (QS. Al Kahfi : 49)
Kedua, segala apa yang menimpa kita, semuanya sudah tertulis dalam lauhul mahfuzh. مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah” (QS. Al Hadid : 22)
Jika demikian, seorang muslim akan sadar, mengetahui, dan pasrah terhadap ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dia akan sadar bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya memang telah
Allah takdirkan jauh sebelum dirinya muncul di dunia ini.لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput darimu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu” (QS. Al Hadid :
23)
Ya… jika dia ditimpa musibah, maka ia tahu bahwa hal itu sudah Allah
tetapkan untuknya. Sehingga dia tidak akan bisa berlari dari ketetapan
Allah. Akhirnya dia pun pasrah dan tidak terlalu bersedih terhadap apa
yang menimpanya karena ia yakin semuanya telah tertulis di lauhul mahfuzh untuk dirinya.Sebagai penutup –wahai saudaraku yang dimuliakan Allah-, seorang muslim senantiasa memiliki prinsip yang sudah disebutkan di awal, yakni meyakini bahwa segala perkara ada di tangan Allah.
Maka, jika seorang muslim meyakininya, dan beriman kepada takdir Allah, maka dia akan menghadapkan dirinya kepada Allah saja…Maka janganlah berputus asa dari rahmat Allah yang luas ini. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman,
Dia akan memohon kepada Allah saja…
Dia akan meminta pertolongan kepada Allah saja…
Dan hanya berharap kepada Allah saja…
Ketahuilah…. Rahmat Allah begitu luas….
Rahmat-Nya bahkan mendahului kemurkaan-Nya…
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah” (QS. Az Zumar : 53)
Terbayangkah dalam akal kita, pasangan suami istri yang belum
memiliki anak, telah berusia lanjut, tua, dan lemah, akhirnya bisa
memiliki anak??Terbayangkah…??
Namun, dengan keimanan yang kokoh kepada Allah, keyakinannya kepada-Nya, senantiasa berharap kepada-Nya, dan tidak pernah berputus asa dari rahmat-Nya yang begitu luas, pada akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahi pasangan yang sudah lanjut usia tersebut seorang anak yang ‘alim. Beliau adalah bapaknya para nabi, Ibrahim ‘alaihissalam bersama istri beliau. Di usia yang sudah lanjut, ketika malaikat membawa kabar gembira kepada beliau bahwa beliau akan segera memiliki anak…
قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ. قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ. قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ
“Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut,
sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran
seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim. Berkata
Ibrahim: “Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku
telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita
gembira yang kamu kabarkan ini? Mereka menjawab: “Kami menyampaikan
kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk
orang-orang yang berputus asa” (QS. Al Hijr : 53-55)
Maka, khalilurrahman, Ibrahim ‘alaihissalam menjawab perkataan malaikat tersebut,وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al Hjir : 56)
Maka saudaraku, janganlah bersedih terhadap apa yang menimpamu, dan
janganlah berputus asa dari rahmat Allah yang begitu luas. Dan teruslah
berharap kepada Allah Ta’ala. Ingatlah wahai saudaraku yang mulia, sesungguhnya rahmat Allah itu maha luas…. Ingatlah selalu ayat mulia ini…لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
“janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah” (QS. Az Zumar : 53)
أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al Baqarah : 214)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati diriku
dan dirimu wahai saudaraku dimanapun berada, dan menjadikan segala
musibah yang menimpa kita sebagai pelebur dosa kita. Dan semoga Allah
melindungi kita dari sifat orang sesat yang berputus asa dari rahmat
Rabb-nya yang maha luas. Innahu Tabaaraka wa Ta’ala samii’un mujiib. Allahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam
Senin, 12 Mei 2014
Atur Gaji Untuk 30 Hari
ernah bingung bagaimana menyiapkan rencana keuangan keluarga?
Pernah merasa gaji setiap bulan tidak pernah cukup?
Pernah kehabisan uang kas padahal gajian baru lewat 7 hari?
Wah, kondisi ini tidak boleh dibiarkan lho!
Untuk sebagian besar karyawan, gaji bulanan adalah sumber pemasukan utama yang menentukan kelangsungan hidup secara sehat.
Selain itu, gaji juga menjadi faktor penting dalam usaha mencapai tujuan finansial yang telah ditetapkan. Bagaimana agar gaji bisa HABIS tepat dalam waktu sebulan? Ini dia tipsnya!
1. Buat rencana pengeluaran untuk sebulan.
Saat menyusun rencana pengeluaran, kelompokkan arus kas yang frekuensinya harian, mingguan, dan bulanan. Contoh harian adalah belanja dapur, parkir, dan makan siang. Untuk mingguan contohnya biaya bensin, belanja buah dan daging, dan contoh bulanan uang sekolah, biaya listrik, biaya telepon, dan lainnya. Apabila di bulan ini ada pengeluaran yang sifatnya tidak rutin, maka jangan alokasi dari gaji. Pengeluaran tidak rutin seharusnya dialokasikan dari penghasilan lain seperti bonus dan THR.
2. Alokasi ideal untuk gaji bulanan.
Panduan umum yang dapat digunakan oleh rumah tangga adalah;
3. Pastikan cicilan bulanan tidak lebih.
Alokasi maksimal untuk cicilan seperti KPR, kredit kendaraan, kredit tanpa agunan, atau lainnya adalah 30% dari gaji bulanan. Apabila Anda menggunakan kartu kredit dan bayar lunas saat jatuh tempo, maka pembayaran tersebut akan masuk alokasi biaya hidup rutin. Nah, sayangnya, untuk Anda yang masih punya cicilan, Anda harus korbankan pos alokasi untuk gaya hidup dan tabungan jangka pendek.
4. Batasi penarikan uang tunai
Sumber kebocoran utama adalah penarikan uang tunai di ATM tanpa kendali. Oleh sebab itu, untuk kebutuhan harian, usahakan hanya menarik dan di ATM seminggu sekali. Untuk kebutuhan mingguan dapat menggunakan kartu debit, dan untuk bulanan bisa dibayar dengan sistem transfer.
5. Alokasi pos pengeluaran
Syarat utama agar pengaturan gaji bulanan bisa berjalan sukses adalah penggunaan beberapa rekening tabungan. Akuilah, Anda butuh bantuan dalam mengatur keuangan bulanan! Setidaknya, miliki rekening yang khusus untuk Saving, Living, dan Playing. Dan, untuk mengisi rekening Saving harus dibuat instruksi debit otomatis dari rekening gaji setiap bulannya.
Pernah merasa gaji setiap bulan tidak pernah cukup?
Pernah kehabisan uang kas padahal gajian baru lewat 7 hari?
Wah, kondisi ini tidak boleh dibiarkan lho!
Untuk sebagian besar karyawan, gaji bulanan adalah sumber pemasukan utama yang menentukan kelangsungan hidup secara sehat.
Selain itu, gaji juga menjadi faktor penting dalam usaha mencapai tujuan finansial yang telah ditetapkan. Bagaimana agar gaji bisa HABIS tepat dalam waktu sebulan? Ini dia tipsnya!
1. Buat rencana pengeluaran untuk sebulan.
Saat menyusun rencana pengeluaran, kelompokkan arus kas yang frekuensinya harian, mingguan, dan bulanan. Contoh harian adalah belanja dapur, parkir, dan makan siang. Untuk mingguan contohnya biaya bensin, belanja buah dan daging, dan contoh bulanan uang sekolah, biaya listrik, biaya telepon, dan lainnya. Apabila di bulan ini ada pengeluaran yang sifatnya tidak rutin, maka jangan alokasi dari gaji. Pengeluaran tidak rutin seharusnya dialokasikan dari penghasilan lain seperti bonus dan THR.
2. Alokasi ideal untuk gaji bulanan.
Panduan umum yang dapat digunakan oleh rumah tangga adalah;
- Zakat, infak, sedekah = 5%
- Dana darurat dan premi asuransi = 10%
- Biaya hidup rutin = 50%
- Tabungan untuk kebutuhan dalam setahun = 10%
- Investasi untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang = 15%
- Biaya senang-senang dan gaya hidup = 10%
3. Pastikan cicilan bulanan tidak lebih.
Alokasi maksimal untuk cicilan seperti KPR, kredit kendaraan, kredit tanpa agunan, atau lainnya adalah 30% dari gaji bulanan. Apabila Anda menggunakan kartu kredit dan bayar lunas saat jatuh tempo, maka pembayaran tersebut akan masuk alokasi biaya hidup rutin. Nah, sayangnya, untuk Anda yang masih punya cicilan, Anda harus korbankan pos alokasi untuk gaya hidup dan tabungan jangka pendek.
4. Batasi penarikan uang tunai
Sumber kebocoran utama adalah penarikan uang tunai di ATM tanpa kendali. Oleh sebab itu, untuk kebutuhan harian, usahakan hanya menarik dan di ATM seminggu sekali. Untuk kebutuhan mingguan dapat menggunakan kartu debit, dan untuk bulanan bisa dibayar dengan sistem transfer.
5. Alokasi pos pengeluaran
Syarat utama agar pengaturan gaji bulanan bisa berjalan sukses adalah penggunaan beberapa rekening tabungan. Akuilah, Anda butuh bantuan dalam mengatur keuangan bulanan! Setidaknya, miliki rekening yang khusus untuk Saving, Living, dan Playing. Dan, untuk mengisi rekening Saving harus dibuat instruksi debit otomatis dari rekening gaji setiap bulannya.
Sabtu, 10 Mei 2014
6 Musuh Terbesar Bagi Jiwa Pengusaha
Menjadi pengusaha atau entrepreneur tengah menjadi tren di Indonesia. Banyaknya peluang bisnis dan program-program pemerintah terus merangsang tumbuhnya jiwa pengusaha di masyarakat. Namun, bagi Anda yang hendak memulai suatu usaha, perlu diingat bahwa berbisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar usaha yang dirintis tidak berakhir sia-sia.
Apa saja hal tersebut? Berikut ini 6 musuh terbesar bagi jiwa pengusaha.
1. Terlalu percaya diri
Percaya diri adalah salah satu hal krusial. Tanpanya, mustahil bagi seorang pebisnis untuk mau memulai usaha. Namun, kepercayaan diri dan optimisme berlebihan juga bisa jadi bumerang. Mereka yang terlalu percaya diri cenderung merasa mampu mengatasi segalanya sehingga menimbulkan ego dan menganggap remeh berbagai persoalan, termasuk mitra bisnis.
Jika Anda tak ingin usaha hancur karena ditinggal rekan bisnis, usahakan untuk senantiasa memelihara kepercayaan diri tanpa menimbulkan ego.
2. Mudah dipengaruhi
Pengusaha yang mudah terpengaruh berarti mudah kehilangan fokus dan konsistensi. Mendengar masukan, referensi, dan ide adalah hal yang positif untuk perkembangan bisnis. Namun, jangan menjauh dari core atau inti dari bisnis yang digeluti.
3. Terlalu menjaga gengsi
Bagi pemula, hal yang perlu dibangun adalah kesan profesional, dan profesional bukan berarti mewah. Begitu juga sebaliknya, mewah tidak berarti profesional.
Hal yang paling ditakuti dari sifat "gengsian" ini adalah munculnya perilaku konsumtif. Jangan sampai demi menjaga gengsi, keuangan Anda menjadi besar pasak daripada tiang.
4. Hanya memikirkan kepentingan sendiri
Pada dasarnya, semua pengusaha ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga terkadang mengabaikan kepentingan orang lain, seperti karyawan dan mitra bisnis. Bahkan, tak sedikit pengusaha yang demi kepentingan sendiri, rela mengabaikan kepentingan pelanggan. Hindari hal tersebut.
Baiknya, Anda bisa tetap meraih keuntungan sambil tetap menghargai kepentingan orang lain. Buatlah kerjasama yang baik dan menguntungkan. Bukankah uang datang setelah kita memberi manfaat bagi orang lain? Semakin banyak manfaat, maka semakin besar pemasukan yang kita terima.
5. Berhenti belajar
Meski bisnis sudah berjalan, jangan lupa untuk terus belajar. Tanpa terus belajar, Anda takkan mampu mengembangkan dan takkan tahu sejauh mana bisnis Anda bisa maju.
6. Lupa bersyukur
Seringkali, label atau status sebagai pengusaha, entrepreneur, businessman, apapun itu, bisa membuat seseorang merasa lebih dari orang lain. Terlebih, ketika sudah bisa menggaji karyawan. Karena status "bos" dan besarnya beban pekerjaan, bukan tak mungkin seseorang menjadi lupa untuk bersyukur.
Karena sibuk mengejar mimpi dan obsesi, seseorang sering lupa bersyukur. Meraih mimpi memang bukanlah hal yang mudah. Namun, lebih sulit lagi untuk berusaha meraih mimpi, sambil tetap mensyukuri apa yang telah dimiliki. Jika berhasil dilakukan, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat bisa didapatkan.
Sekian 6 Musuh terbesar bagi jiwa pengusaha. Punya tambahan atau sanggahan? Silahkan tulis di kolom komentar. Salam sukses!
Jumat, 09 Mei 2014
Pusat Pembuatan Stampel
Kamis, 08 Mei 2014
Cetak ID Card, Kartu Anggota, dll
Pusat Kebutuhan Cetak Anda
Hub : Telp. (021) 9471 9658 Hp. 0857 1563 5051 Matur Suwun.
Rabu, 07 Mei 2014
Cetak Nota/Bon, Faktur, Invoice, Surat Jalan, Kop. Surat, Kartu Nama, Dll
Selasa, 06 Mei 2014
Pusat Stampel Di Bekasi
Senin, 05 Mei 2014
1001 CARA UNTUK SELALU DAPAT BERSYUKUR KEPADA ALLAH
Sudah menjadi sifat manusia untuk
selalu mengeluh dan
kurang bersyukur. Apapun yang menimpa dirinya selalu
mengeluh, merasa masih kurang dan kurang bersyukur.
Misalnya pada waktu musim hujan . Hujan yang turun
terus menerus, manusia mengeluh, ”Kok hujan
terus-terusan , menyebabkab banjir dimana-mana”. Pada
waktu musim kemarau pun mengeluh, ”Kok panas sekali,
mata air mengering, susah dapat air, kapan hujan
turun”. Ketika matahari bersinar kemudian turun hujan
pada saat bersamaan manusia pun masih berkomentar ”Wah
ini udan kethek ( bhs jawa : hujan kera), hujan turun
kok ketika panas”. Itulah sekelumit gambaran betapa
sifat manusia yang suka mengeluh dan kurang bersyukur.
kurang bersyukur. Apapun yang menimpa dirinya selalu
mengeluh, merasa masih kurang dan kurang bersyukur.
Misalnya pada waktu musim hujan . Hujan yang turun
terus menerus, manusia mengeluh, ”Kok hujan
terus-terusan , menyebabkab banjir dimana-mana”. Pada
waktu musim kemarau pun mengeluh, ”Kok panas sekali,
mata air mengering, susah dapat air, kapan hujan
turun”. Ketika matahari bersinar kemudian turun hujan
pada saat bersamaan manusia pun masih berkomentar ”Wah
ini udan kethek ( bhs jawa : hujan kera), hujan turun
kok ketika panas”. Itulah sekelumit gambaran betapa
sifat manusia yang suka mengeluh dan kurang bersyukur.
Mengingat hal tersebut pentinglah
kiranya kita selalu
mengingatkan diri kita untuk selalu dapat bersyukur
kepada Allah SWT.
mengingatkan diri kita untuk selalu dapat bersyukur
kepada Allah SWT.
Dalam Q.S 14 (ibrahim) : 7 “Dan
(ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Berdasarkan firman Allah di atas
jelaslah bahwa Allah
akan memberikan 2 hal : reward dan Punisment
sehubungan dengan syukur ini. Reward berupa tambahan
nikmat dan punisment berupa adzab yang sangat pedih
(semoga kita terhindar dari hal ini).
akan memberikan 2 hal : reward dan Punisment
sehubungan dengan syukur ini. Reward berupa tambahan
nikmat dan punisment berupa adzab yang sangat pedih
(semoga kita terhindar dari hal ini).
Mengingat dari dua hal di atas, kita
sebagai hamba
Allah sudah selayaknyalah untuk pandai-pandai
mensyukuri nikmat Allah. Ada beberapa hal yang sering
menjadi pertanyaan dalam benak kita seputar masalah
syukur ini, diantaranya adalah : bagaimana supaya kita
selalu dapat bersyukur ? bagaimana cara mengungkapkan
syukur itu? Mari kita coba mengurai hal tersebut.
Allah sudah selayaknyalah untuk pandai-pandai
mensyukuri nikmat Allah. Ada beberapa hal yang sering
menjadi pertanyaan dalam benak kita seputar masalah
syukur ini, diantaranya adalah : bagaimana supaya kita
selalu dapat bersyukur ? bagaimana cara mengungkapkan
syukur itu? Mari kita coba mengurai hal tersebut.
Supaya kita selalu ingat untuk
bersyukur, ada beberapa
cara sbb:
cara sbb:
1.Berpikir positip
selalu berusaha melihat sisi positif
dari setiap
kejadian dan kemudian mensyukurinya. Yakinlah bahwa
selalu ada rahmat Allah dari setiap kejadian. Inilah
yang membedakan antara orang yang beriman dan yang
tidak. Seburuk-buruknya peristiwa yang menimpa kita,
maka kita harus bertawakkal dan yakin pasti ada
manfaat di balik itu. Allah tidak akan membebankan
sesuatu kepada umatNya diluar kemempuan manusia.
kejadian dan kemudian mensyukurinya. Yakinlah bahwa
selalu ada rahmat Allah dari setiap kejadian. Inilah
yang membedakan antara orang yang beriman dan yang
tidak. Seburuk-buruknya peristiwa yang menimpa kita,
maka kita harus bertawakkal dan yakin pasti ada
manfaat di balik itu. Allah tidak akan membebankan
sesuatu kepada umatNya diluar kemempuan manusia.
2. Paradigma Masih Untung
Falasafah ini sering kita dengar
dalam kebiasaan
masyarakat jawa. Tetapi saya yakin masyarakat suku
lain juga mengenal falsafah ini walaupun dengan
istilah yang berbeda. Paradigma masih untung ini
bukanlah sekedar untuk menghibur diri sendiri akan
tetapi sikap ini didasari bahwa Allah SWT senantiasa
melindungi dan memberi rahmat kepada kita, betapapun
kecilnya. Ini akan mengubah penolakan menjadi
penerimaan, kekeruhan menjadi kejernihan. Kadang kalo
kita baru tertimpa sebuah musibah , kita merasa dunia
tidak adil kepada kita, tapi kalau kita cepat-cepat
mengambil falsafah ini perasaan ketidak adilan, sedih,
galau dll perlahan akan hilang dan berganti kepada
rasa syukur kita kepada Allah SWT.
masyarakat jawa. Tetapi saya yakin masyarakat suku
lain juga mengenal falsafah ini walaupun dengan
istilah yang berbeda. Paradigma masih untung ini
bukanlah sekedar untuk menghibur diri sendiri akan
tetapi sikap ini didasari bahwa Allah SWT senantiasa
melindungi dan memberi rahmat kepada kita, betapapun
kecilnya. Ini akan mengubah penolakan menjadi
penerimaan, kekeruhan menjadi kejernihan. Kadang kalo
kita baru tertimpa sebuah musibah , kita merasa dunia
tidak adil kepada kita, tapi kalau kita cepat-cepat
mengambil falsafah ini perasaan ketidak adilan, sedih,
galau dll perlahan akan hilang dan berganti kepada
rasa syukur kita kepada Allah SWT.
3. Janganlah ”Take for granted”.
Menerima sesuatu
seolah seperti yang biasa, tanpa rasa syukur.
seolah seperti yang biasa, tanpa rasa syukur.
Kita sering kali tak dapat menemukan
hal-hal yang
patut disyukuri karena kita sering merasa bahwa
sesuatu itu sudah semestinya terjadi. Padahal segala
sesuatu itu tidak terjadi begitu saja tanpa rahmat
Allah SWT. Mungkin kita tidak merasa mendapat hal yang
istimewa, punya rumah mewah, yang ada kolam renangnya,
villa yang indah di tempat yang sejuk, mobil mewah,
tabungan yang banyak tersimpan dimana-mana, investasi
properti yang bertebaran di seantero pelosok negri,
menjadi pejabat penting yang disegani dan lain
sebagainya yang serba hebat. Tapi bukanlah kita masih
sehat ? seluruh anggota keluarga kita sehat, anak ,
istri , orang tua dll sehat tak kurang suatu apa?
Bukanlah jantung kita masih berdetak? Nafas kita pun
tak pernah berhenti ? bukankah seluruh organ kita
masih berfungsi dengan noramal ? mata kita masih bisa
melihat ? telinga kita masih bisa mendengar ? ginjal
kita masih berfungsi dengan baik? Bukan kah kita masih
bisa menikmati makanan yang lezat?
patut disyukuri karena kita sering merasa bahwa
sesuatu itu sudah semestinya terjadi. Padahal segala
sesuatu itu tidak terjadi begitu saja tanpa rahmat
Allah SWT. Mungkin kita tidak merasa mendapat hal yang
istimewa, punya rumah mewah, yang ada kolam renangnya,
villa yang indah di tempat yang sejuk, mobil mewah,
tabungan yang banyak tersimpan dimana-mana, investasi
properti yang bertebaran di seantero pelosok negri,
menjadi pejabat penting yang disegani dan lain
sebagainya yang serba hebat. Tapi bukanlah kita masih
sehat ? seluruh anggota keluarga kita sehat, anak ,
istri , orang tua dll sehat tak kurang suatu apa?
Bukanlah jantung kita masih berdetak? Nafas kita pun
tak pernah berhenti ? bukankah seluruh organ kita
masih berfungsi dengan noramal ? mata kita masih bisa
melihat ? telinga kita masih bisa mendengar ? ginjal
kita masih berfungsi dengan baik? Bukan kah kita masih
bisa menikmati makanan yang lezat?
Apakah semua itu terjadi dengan
sendirinya ? tanpa ada
campur tangan dari Allah SWT? siapa yang mengontrol
detak jantung kita selagi kita tidur? Siapa yang
mengontrol kerja ginjal , paru-paru, hati dan organ
–organ lain dari mulai kita tidur , terjaga sampai
tidur lagi? Coba kita bayangkan bila salah satu organ
tubuh kita tidak bekerja dengan semestinya: misalnya
ginjal kita mengalami gagal ginjal terminal. Orang
yang sudah mengalami gagal ginjal terminal hanya
mempunyai tiga pilihan ; meninggal dengan pelan-pelan
(walaupun ini semua juga dengan kehendak Allah SWT),
melakukan cuci darah, atau melakukan transplantasi
(cangkok ginjal).yang pertama tidak akan kita bahas.
Kalau cuci darah, sekarang ini biaya untuk sekali cuci
darah adalah Rp. 600.000 padahal cuci darah dilakukan
seminggu 2-3 kali. Bisa dibayangkan betapa besarnya
biaya yang harus dikeluarkan dalam sebulan ? setahun?
Padahal cuci darah harus dilakukan seumur hidup. Kalau
tidak mau melakukan cuci darah terus menerus penderita
gagal ginjal harus melakukan cangkok ginjal. Biaya
operasi cangkok ginjal sekitar 300-500 juta dan pasca
operasi harus melakukan kontrol rutin yang membutuhkan
biaya sekitar 12 juta per bulan selama setahun.
campur tangan dari Allah SWT? siapa yang mengontrol
detak jantung kita selagi kita tidur? Siapa yang
mengontrol kerja ginjal , paru-paru, hati dan organ
–organ lain dari mulai kita tidur , terjaga sampai
tidur lagi? Coba kita bayangkan bila salah satu organ
tubuh kita tidak bekerja dengan semestinya: misalnya
ginjal kita mengalami gagal ginjal terminal. Orang
yang sudah mengalami gagal ginjal terminal hanya
mempunyai tiga pilihan ; meninggal dengan pelan-pelan
(walaupun ini semua juga dengan kehendak Allah SWT),
melakukan cuci darah, atau melakukan transplantasi
(cangkok ginjal).yang pertama tidak akan kita bahas.
Kalau cuci darah, sekarang ini biaya untuk sekali cuci
darah adalah Rp. 600.000 padahal cuci darah dilakukan
seminggu 2-3 kali. Bisa dibayangkan betapa besarnya
biaya yang harus dikeluarkan dalam sebulan ? setahun?
Padahal cuci darah harus dilakukan seumur hidup. Kalau
tidak mau melakukan cuci darah terus menerus penderita
gagal ginjal harus melakukan cangkok ginjal. Biaya
operasi cangkok ginjal sekitar 300-500 juta dan pasca
operasi harus melakukan kontrol rutin yang membutuhkan
biaya sekitar 12 juta per bulan selama setahun.
Dengan melihat hal diatas betapa
bersyukurnya kita
mempunyai tubuh yang sehat dengan organ-organ tubuh
yang bekerja semestinya. Syukur kita kepada Allah
tentu saja tidak hanya dengan lisan mengucap Hamdallah
tetapi juga harus disertai perbuatan dengan cara
menjaga kesehatan kita.
mempunyai tubuh yang sehat dengan organ-organ tubuh
yang bekerja semestinya. Syukur kita kepada Allah
tentu saja tidak hanya dengan lisan mengucap Hamdallah
tetapi juga harus disertai perbuatan dengan cara
menjaga kesehatan kita.
Demikianlah tiga hal untuk selalu
dapat bersyukur
kepada Allah SWT. Tentunya masih banyak cara untuk
selalu dapat ingat akan bersyukur.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang orang yang pandai dalam mensyukuri nikmat yang Allah berikan…amien.
kepada Allah SWT. Tentunya masih banyak cara untuk
selalu dapat ingat akan bersyukur.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang orang yang pandai dalam mensyukuri nikmat yang Allah berikan…amien.
Sabtu, 03 Mei 2014
Mengenal Arti Sebuah KETULUSAN
Didalam kehidupan kita yang sudah puluhan tahun boleh dikatakan telah
banyak kebenaran yang diketahui. Baik dari membaca, mendengar, maupun
dari pengalaman hidup. Apalagi bagi kita sebagai umat beragama yang
memiliki kitab suci. Saya yakin Kebenaran yang ada di kitab suci telah
banyak yang diketahui dan dimengerti serta dipahami.
Sayangnya semua Hakekat Kebenaran itu masih belum banyak berarti untuk mengubah perilaku dan akhlak hidup kita menjadi lebih baik. Tentu ini menjadi pertanyaan besar.
Ibarat obat, isi kitab suci adalah obat terbaik. Mengapa belum bisa menyembuhkan penyakit keserakahan, kesombongan, kebencian, kemaksiatan, dan kebodohan batin pada manusia? Jawaban klasiknya adalah bukan Kebenaran kitab sucinya yang tidak benar tapi manusianya yang memang tidak baik.
Itulah kebenarannya!
Lalu mengapa manusianya yang tidak baik, padahal dasarnya adalah baik? Begitu juga kitab suci yang berisi Kebenarannya adalah untuk menjadikan manusia kembali menjadi baik.
Tetapi mengapa banyak manusia yang notabene taat beragama tetapi perilakunya belum bisa baik juga? Istilahnya pagi khusuk berdoa menyembah Tuhan, siang asik bergumul dengan dosa tanpa ingat lagi Tuhan.
Satu hal adalah seberapa baikpun Kebenaran yang ada, mau dibaca siang malam, mau didengar terus-terusan sampai telinga pekak, tetapi bila ketulusan hati kita belum terbuka lebih akan menjadi sia-sia.
Kebenaran itu tak akan banyak berfaedah, hanya numpang lewat di hati kita. Tidak singgah dan melekat.
Saya berkeyakinan semua Kebenaran yang ada adalah bertujuan untuk membuka kesadaran akan sebuah ketulusan yang telah ada didasari hati kita untuk menjadi sesadar-sadarnya sehingga tersadarkan. Karena sesungguhnya Kebenaran Sejati itu telah tersimpan rapi didasari hati untuk dibangkitkan.
Bila ketulusan hati telah dibuka dan dibangkitkan, maka ia akan melebihi segala Kebenaran yang ada.
Kebenaran adalah Kebenaran. Ia takkan berarti apa-apa bila bertemu dengan tiada ketulusan hati. Ketulusan hati adalah benih-benih Kebenaran yang akan terus bersemi sepanjang hidup manusia.
Jadi, betapa agungnya sebuah ketulusan hati yang bisa dibangkitkan, karena itu adalah sebagai pintu untuk membuka Kebenaran yang ada pada diri manusia.
Sementara itu, saya masih dalam keterlenaan mencarinya kemana-mana.
Suatu hari seorang anak menghampiri meja kerja ayahnya. Lantas ia memungut sebatang pensil yang patah. Anak itu berkata, ”Boleh saya ambil, ayah?”
Ayahnya yang sedang sibuk memandangnya sekilas lalu mengangguk. Sambil tersenyum, ayahnya berkata, ”Ambil saja.”
Setelah itu, ayahnya lupa selamanya. Padahal bagi anaknya, pensil itu sangat berharga untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ia bersyukur hari itu ia mendapatkan pensil untuk melukis. Setelah meruncingkan pensil itu, ia gunakan dengan baik.
Baginya, itulah alat yang sangat bermakna. Ia dapat mengungkapkan dirinya melalui pensil tersebut. Ia dapat melukis sebuah obyek dengan sangat indah. Itulah cara ia mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain. Melalui pensil itu ia dapat membagikan pengalaman hidupnya kepada orang lain.
Dengan hati yang tulus anak itu telah mendapatkan pensil itu. Dengan hati yang tulus pula ia membagikan pengalaman hidupnya kepada sesama melalui lukisan-lukisannya. Begitu banyak orang mengagumi lukisan-lukisannya. Begitu banyak orang menyukai karya-karyanya.
Ketulusan hati di jaman sekarang sudah menjauh dari hidup manusia. Mengapa bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi, karena manusia lebih mementingkan egoismenya. Apa yang dilakukan itu demi kepentingan dirinya sendiri saja. Kepentingan sesama dikesampingkan.
Orang yang memiliki ketulusan hati yang besar biasanya mengerjakan sesuatu tanpa tedeng aling-aling. Orang seperti ini berani menularkan apa yang dimilikinya kepada sesamanya. Ilmu yang dimiliki itu bukan dipakai hanya untuk diri sendiri. Ilmu yang dimiliki itu digunakan untuk kesejahteraan sesama.
Orang yang tulus hati biasanya berani mengorbankan hidupnya bagi sesamanya. Ia tidak peduli seberapa besar korban yang akan ia berikan. Baginya, korban itu menjadi suatu keharusan. Mengapa? Karena itulah hakekat manusia. Manusia mesti berani memberikan hidupnya bagi sesamanya.
Apakah orang beriman berani untuk memiliki ketulusan hati dalam hidup ini? Bukankah banyak orang beriman yang takut untuk berkorban bagi sesamanya? Bukankah banyak orang beriman yang berpikir terlalu panjang dan berliku-liku, ketika mesti membantu sesamanya?
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa memiliki hati yang tulus terhadap sesama kita. Kita ingin melakukan sesuatu untuk sesama dengan sepenuh hati kita. Dengan demikian, kita dapat menyumbangkan hidup dan karya kita bagi sesama. Kita dapat membangun suatu relasi yang baik yang dapat menyejahterakan sesama.
Sayangnya semua Hakekat Kebenaran itu masih belum banyak berarti untuk mengubah perilaku dan akhlak hidup kita menjadi lebih baik. Tentu ini menjadi pertanyaan besar.
Ibarat obat, isi kitab suci adalah obat terbaik. Mengapa belum bisa menyembuhkan penyakit keserakahan, kesombongan, kebencian, kemaksiatan, dan kebodohan batin pada manusia? Jawaban klasiknya adalah bukan Kebenaran kitab sucinya yang tidak benar tapi manusianya yang memang tidak baik.
Itulah kebenarannya!
Lalu mengapa manusianya yang tidak baik, padahal dasarnya adalah baik? Begitu juga kitab suci yang berisi Kebenarannya adalah untuk menjadikan manusia kembali menjadi baik.
Tetapi mengapa banyak manusia yang notabene taat beragama tetapi perilakunya belum bisa baik juga? Istilahnya pagi khusuk berdoa menyembah Tuhan, siang asik bergumul dengan dosa tanpa ingat lagi Tuhan.
Satu hal adalah seberapa baikpun Kebenaran yang ada, mau dibaca siang malam, mau didengar terus-terusan sampai telinga pekak, tetapi bila ketulusan hati kita belum terbuka lebih akan menjadi sia-sia.
Kebenaran itu tak akan banyak berfaedah, hanya numpang lewat di hati kita. Tidak singgah dan melekat.
Saya berkeyakinan semua Kebenaran yang ada adalah bertujuan untuk membuka kesadaran akan sebuah ketulusan yang telah ada didasari hati kita untuk menjadi sesadar-sadarnya sehingga tersadarkan. Karena sesungguhnya Kebenaran Sejati itu telah tersimpan rapi didasari hati untuk dibangkitkan.
Bila ketulusan hati telah dibuka dan dibangkitkan, maka ia akan melebihi segala Kebenaran yang ada.
Kebenaran adalah Kebenaran. Ia takkan berarti apa-apa bila bertemu dengan tiada ketulusan hati. Ketulusan hati adalah benih-benih Kebenaran yang akan terus bersemi sepanjang hidup manusia.
Jadi, betapa agungnya sebuah ketulusan hati yang bisa dibangkitkan, karena itu adalah sebagai pintu untuk membuka Kebenaran yang ada pada diri manusia.
Sementara itu, saya masih dalam keterlenaan mencarinya kemana-mana.
Suatu hari seorang anak menghampiri meja kerja ayahnya. Lantas ia memungut sebatang pensil yang patah. Anak itu berkata, ”Boleh saya ambil, ayah?”
Ayahnya yang sedang sibuk memandangnya sekilas lalu mengangguk. Sambil tersenyum, ayahnya berkata, ”Ambil saja.”
Setelah itu, ayahnya lupa selamanya. Padahal bagi anaknya, pensil itu sangat berharga untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ia bersyukur hari itu ia mendapatkan pensil untuk melukis. Setelah meruncingkan pensil itu, ia gunakan dengan baik.
Baginya, itulah alat yang sangat bermakna. Ia dapat mengungkapkan dirinya melalui pensil tersebut. Ia dapat melukis sebuah obyek dengan sangat indah. Itulah cara ia mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain. Melalui pensil itu ia dapat membagikan pengalaman hidupnya kepada orang lain.
Dengan hati yang tulus anak itu telah mendapatkan pensil itu. Dengan hati yang tulus pula ia membagikan pengalaman hidupnya kepada sesama melalui lukisan-lukisannya. Begitu banyak orang mengagumi lukisan-lukisannya. Begitu banyak orang menyukai karya-karyanya.
Ketulusan hati di jaman sekarang sudah menjauh dari hidup manusia. Mengapa bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi, karena manusia lebih mementingkan egoismenya. Apa yang dilakukan itu demi kepentingan dirinya sendiri saja. Kepentingan sesama dikesampingkan.
Orang yang memiliki ketulusan hati yang besar biasanya mengerjakan sesuatu tanpa tedeng aling-aling. Orang seperti ini berani menularkan apa yang dimilikinya kepada sesamanya. Ilmu yang dimiliki itu bukan dipakai hanya untuk diri sendiri. Ilmu yang dimiliki itu digunakan untuk kesejahteraan sesama.
Orang yang tulus hati biasanya berani mengorbankan hidupnya bagi sesamanya. Ia tidak peduli seberapa besar korban yang akan ia berikan. Baginya, korban itu menjadi suatu keharusan. Mengapa? Karena itulah hakekat manusia. Manusia mesti berani memberikan hidupnya bagi sesamanya.
Apakah orang beriman berani untuk memiliki ketulusan hati dalam hidup ini? Bukankah banyak orang beriman yang takut untuk berkorban bagi sesamanya? Bukankah banyak orang beriman yang berpikir terlalu panjang dan berliku-liku, ketika mesti membantu sesamanya?
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa memiliki hati yang tulus terhadap sesama kita. Kita ingin melakukan sesuatu untuk sesama dengan sepenuh hati kita. Dengan demikian, kita dapat menyumbangkan hidup dan karya kita bagi sesama. Kita dapat membangun suatu relasi yang baik yang dapat menyejahterakan sesama.
SENYUM ITU INDAH
Senyum dapat membuat wajah kita terlihat indah
Senyum dapat membuat wajah kita terlihat cantik
Senyum pun dapat membuat wajah kita tetap awet muda
Tersenyumlah dengan ikhlas, karena dapat membuat hati ini lebih tenang
Tersenyumlah dikala hatimu gundah, karena ini akan tetap menguatkanmu
Tersenyumlah untuk dunia yang indah ini
Dengan tersenyum, dapat memancarkan kebahagiaan dalam hidup kita
Orang yang melihat akan senang melihat senyuman kita yang memancarkan kebahagiaan
Tersenyumlah untuk keluargamu, saudaramu, sahabatmu, teman – temanmu dan kekasihmu
Langganan:
Postingan (Atom)