Bismillah…
Menangis? Benarkah ia isyarat kelemahan?saya
katakan tidak, menangis bukanlah karena lemah, justru ia untuk menjadikan kita
kuat. Benarkah ia simbol kesedihan? tidak selalu, kadangkala menangis itu
karena perasaan haru yang teramat sangat, bahagia yang tak terlukiskan, atau
rindu yang terpendam.
Pernahkah kau menangis dalam
kesunyian, dalam sepertiga malam, dalam do’a-do’amu, dalam sujud
panjangmu…dalam dekapan Tuhanmu…jika kau pernah merasakannya itulah nikmat dari
Allah. Maka bersyukurlah bila masih bisa menangis. Menangislah bila kau ingin
menangis. Karena Rosulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam pun pernah menangis.
Kisah dibawah ini salah satunya yang
membuat saya juga menangis…
Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam menangis sepanjang malam. Apa yang membuat beliau menangis sepanjang
malam? Apakah istri? Anak keturunan? Harta benda dan kebun-kebun? Ternyata
bukan karena hal-hal duniawi tersebut.
Beliau menangisnya karena dalam shalatnya beliau membaca
Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah ayat 118 yang menceritakan doa untuk umatnya, untuk
kita. Beliau shalat sambil menangis hingga waktu Subuh tiba. Beliau terus
mengulang-ulang ayat tersebut. “Jika Engkau siksa mereka, sesungguhnya mereka
adalah hamba-hamba-MU, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
”Kemudian beliau memanjatkan kedua tangan seraya berdoa,
“Ya Allah, umatku .. umatku ..”
Lalu beliau menangis tersedu-sedu. Allah SWT berkata kepada
Jibril, “Wahai Jibril, pergi dan temuilah Muhammad. Tuhanmu Maha Mengetahui.
Sekarang tanyakan kepadanya, kenapa dia menangis?”
Jibril pun menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
untuk menanyakan sebab musabab beliau menangis. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam berterus terang kepada Jibril mengenai kekhawatiran beliau pada umat
beliau. Jibril pun melaporkan pengaduan Rasulullah itu kepada Allah.
Allah menjawab, “Sekarang, pergi dan temui Muhammad.
Katakan padanya bahwa Aku meridainya untuk memberikan syafaat kepada umatnya
dan Aku tidak akan berbuat buruk kepadanya (selama tidak menyekutukan Allah).”
(HR. Muslim dan Ath-Thabari)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam , manusia mulia
itu, laki-laki agung itu, menangis dalam shalatnya. Menangis memohon ampunan
untuk umatnya.
Subhanallah…Sungguh besar cinta Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam pada kita. Bagaimana dengan kita? Menangiskah kita ketika
mengingat Allah dan Rasul-Nya?
Ya Robbi…
Izinkan aku menangis karena mencintai-Mu dan Rosul-Mu…
Izinkan aku menangis karena mencintai sahabat-sahabat
Rosulullah SAW…
Izinkan aku menangis karena mencintai ayah bundaku…
Izinkan aku menangis karena mencintai saudara-saudaraku
yang berjuang di jalan-Mu…
Izinkan aku menangis karena mencintai sahabat-sahabatku
yang tak pernah lelah berjuang untuk-Mu…
Izinkan aku menangis karena mencintai anak-anak didik
kami yang akan meneruskan dakwah-Mu…
Izinkan aku menangis karena mencintai anak-anak yang akan
keluar dari rahimku nanti, yang akan berjuang di jalan-Mu…walaupun belum ku tau
kapan Engkau anugerahkan untukku…
Izinkan aku menangis untuk seorang yang akan menjadi Ayah
bagi anak-anakku nanti…
Izinkan aku menangis karena mencintai berjuang di
jalan-Mu…
Izinkan aku menangis karena cinta…
Cinta yang akan membawaku ke surga-Mu…
Cinta yang akan menjadikanku berkumpul bersama mereka di surga-Mu…
Hingga pada akhirnya cinta itu adalah ketika sudut matamu
gerimis saat berdo’a untuknya, orang-orang yang engkau cintai karena Allah,
dari kejauhan, dalam kesunyian, dalam pekatnya malam, dalam sujud-sujud
panjangmu…
Ya Robbi…
Mudahkanlah semua urusan kami…mudahkanlah semua urusan
saudara dan sahabat kami di sini, di seluruh Indonesia, di Palestina, di Mesir, di Suriah,
di Turki, di Irak dan di seluruh dunia, tolonglah dan selamatkanlah kami dari
tipu daya orang-orang kafir.
Simpulkanlah cinta kami dalam mahabbah kepada-Mu,
kokohkan langkah kami untuk terus berjuang di jalan-Mu…Ampuni kami yang slalu
berbuat dosa kepada-Mu…
Semoga kita yang dalam lingkaran cinta karena Allah
dikumpulkan bersama Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di Jannahnya nanti…aamiin
ya mujiib…
barokallahu fiikum...
wallahu a'lam bishowab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.