Blogger news

Sabtu, 10 Mei 2014

6 Musuh Terbesar Bagi Jiwa Pengusaha



[​IMG]

Menjadi pengusaha atau entrepreneur tengah menjadi tren di Indonesia. Banyaknya peluang bisnis dan program-program pemerintah terus merangsang tumbuhnya jiwa pengusaha di masyarakat. Namun, bagi Anda yang hendak memulai suatu usaha, perlu diingat bahwa berbisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar usaha yang dirintis tidak berakhir sia-sia.

Apa saja hal tersebut? Berikut ini 6 musuh terbesar bagi jiwa pengusaha.

1. Terlalu percaya diri
Percaya diri adalah salah satu hal krusial. Tanpanya, mustahil bagi seorang pebisnis untuk mau memulai usaha. Namun, kepercayaan diri dan optimisme berlebihan juga bisa jadi bumerang. Mereka yang terlalu percaya diri cenderung merasa mampu mengatasi segalanya sehingga menimbulkan ego dan menganggap remeh berbagai persoalan, termasuk mitra bisnis.

Jika Anda tak ingin usaha hancur karena ditinggal rekan bisnis, usahakan untuk senantiasa memelihara kepercayaan diri tanpa menimbulkan ego.

2. Mudah dipengaruhi
Pengusaha yang mudah terpengaruh berarti mudah kehilangan fokus dan konsistensi. Mendengar masukan, referensi, dan ide adalah hal yang positif untuk perkembangan bisnis. Namun, jangan menjauh dari core atau inti dari bisnis yang digeluti.

3. Terlalu menjaga gengsi
Bagi pemula, hal yang perlu dibangun adalah kesan profesional, dan profesional bukan berarti mewah. Begitu juga sebaliknya, mewah tidak berarti profesional.

Hal yang paling ditakuti dari sifat "gengsian" ini adalah munculnya perilaku konsumtif. Jangan sampai demi menjaga gengsi, keuangan Anda menjadi besar pasak daripada tiang.

4. Hanya memikirkan kepentingan sendiri
Pada dasarnya, semua pengusaha ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga terkadang mengabaikan kepentingan orang lain, seperti karyawan dan mitra bisnis. Bahkan, tak sedikit pengusaha yang demi kepentingan sendiri, rela mengabaikan kepentingan pelanggan. Hindari hal tersebut.

Baiknya, Anda bisa tetap meraih keuntungan sambil tetap menghargai kepentingan orang lain. Buatlah kerjasama yang baik dan menguntungkan. Bukankah uang datang setelah kita memberi manfaat bagi orang lain? Semakin banyak manfaat, maka semakin besar pemasukan yang kita terima.

5. Berhenti belajar
Meski bisnis sudah berjalan, jangan lupa untuk terus belajar. Tanpa terus belajar, Anda takkan mampu mengembangkan dan takkan tahu sejauh mana bisnis Anda bisa maju.


6. Lupa bersyukur
Seringkali, label atau status sebagai pengusaha, entrepreneur, businessman, apapun itu, bisa membuat seseorang merasa lebih dari orang lain. Terlebih, ketika sudah bisa menggaji karyawan. Karena status "bos" dan besarnya beban pekerjaan, bukan tak mungkin seseorang menjadi lupa untuk bersyukur.

Karena sibuk mengejar mimpi dan obsesi, seseorang sering lupa bersyukur. Meraih mimpi memang bukanlah hal yang mudah. Namun, lebih sulit lagi untuk berusaha meraih mimpi, sambil tetap mensyukuri apa yang telah dimiliki. Jika berhasil dilakukan, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat bisa didapatkan.

Sekian 6 Musuh terbesar bagi jiwa pengusaha. Punya tambahan atau sanggahan? Silahkan tulis di kolom komentar. Salam sukses!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Sabtu, 10 Mei 2014

6 Musuh Terbesar Bagi Jiwa Pengusaha



[​IMG]

Menjadi pengusaha atau entrepreneur tengah menjadi tren di Indonesia. Banyaknya peluang bisnis dan program-program pemerintah terus merangsang tumbuhnya jiwa pengusaha di masyarakat. Namun, bagi Anda yang hendak memulai suatu usaha, perlu diingat bahwa berbisnis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar usaha yang dirintis tidak berakhir sia-sia.

Apa saja hal tersebut? Berikut ini 6 musuh terbesar bagi jiwa pengusaha.

1. Terlalu percaya diri
Percaya diri adalah salah satu hal krusial. Tanpanya, mustahil bagi seorang pebisnis untuk mau memulai usaha. Namun, kepercayaan diri dan optimisme berlebihan juga bisa jadi bumerang. Mereka yang terlalu percaya diri cenderung merasa mampu mengatasi segalanya sehingga menimbulkan ego dan menganggap remeh berbagai persoalan, termasuk mitra bisnis.

Jika Anda tak ingin usaha hancur karena ditinggal rekan bisnis, usahakan untuk senantiasa memelihara kepercayaan diri tanpa menimbulkan ego.

2. Mudah dipengaruhi
Pengusaha yang mudah terpengaruh berarti mudah kehilangan fokus dan konsistensi. Mendengar masukan, referensi, dan ide adalah hal yang positif untuk perkembangan bisnis. Namun, jangan menjauh dari core atau inti dari bisnis yang digeluti.

3. Terlalu menjaga gengsi
Bagi pemula, hal yang perlu dibangun adalah kesan profesional, dan profesional bukan berarti mewah. Begitu juga sebaliknya, mewah tidak berarti profesional.

Hal yang paling ditakuti dari sifat "gengsian" ini adalah munculnya perilaku konsumtif. Jangan sampai demi menjaga gengsi, keuangan Anda menjadi besar pasak daripada tiang.

4. Hanya memikirkan kepentingan sendiri
Pada dasarnya, semua pengusaha ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga terkadang mengabaikan kepentingan orang lain, seperti karyawan dan mitra bisnis. Bahkan, tak sedikit pengusaha yang demi kepentingan sendiri, rela mengabaikan kepentingan pelanggan. Hindari hal tersebut.

Baiknya, Anda bisa tetap meraih keuntungan sambil tetap menghargai kepentingan orang lain. Buatlah kerjasama yang baik dan menguntungkan. Bukankah uang datang setelah kita memberi manfaat bagi orang lain? Semakin banyak manfaat, maka semakin besar pemasukan yang kita terima.

5. Berhenti belajar
Meski bisnis sudah berjalan, jangan lupa untuk terus belajar. Tanpa terus belajar, Anda takkan mampu mengembangkan dan takkan tahu sejauh mana bisnis Anda bisa maju.


6. Lupa bersyukur
Seringkali, label atau status sebagai pengusaha, entrepreneur, businessman, apapun itu, bisa membuat seseorang merasa lebih dari orang lain. Terlebih, ketika sudah bisa menggaji karyawan. Karena status "bos" dan besarnya beban pekerjaan, bukan tak mungkin seseorang menjadi lupa untuk bersyukur.

Karena sibuk mengejar mimpi dan obsesi, seseorang sering lupa bersyukur. Meraih mimpi memang bukanlah hal yang mudah. Namun, lebih sulit lagi untuk berusaha meraih mimpi, sambil tetap mensyukuri apa yang telah dimiliki. Jika berhasil dilakukan, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat bisa didapatkan.

Sekian 6 Musuh terbesar bagi jiwa pengusaha. Punya tambahan atau sanggahan? Silahkan tulis di kolom komentar. Salam sukses!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.